Berawal dari sebuah tujuan.
Saat sebuah tujuan terlintas dalam benak, dengan semangat empat lima kita akan berusaha menggapainya saat itu juga. Namun seiring berjalannya waktu, api semangat akan luntur lantaran menghadapi hujan cobaan yang demikian derasnya. Satu kata tanya, kenapa?
Saat pertama kali kita memikirkan sebuah tujuan, motivasi untuk menggapai tujuan tersebut masih melekat erat pada pikiran kita. Maka setelah beberapa saat mengalami jatuh bangun dalam menggapai tujuan, kita akan menyerah dan menganggap tujuan tersebut mustahil untuk dicapai karena kita sudah lupa terhadap motivasi awal. Saat kita merasa jatuh tersungkur dalam pusaran kegagalan, cobalah untuk mengingat kembali betapa pentingnya tujuan utama dan motivasi awal yang mendasari kenapa kita sangat ingin mencapai tujuan tersebut. Kemudian Anda pasti bisa melanjutkan perjalanan menuju tujuan yang ingin diraih.
Yang pertama adalah yang terberat, begitu pula dengan langkah pertama dalam menggapai sebuah tujuan. Masih ingatkah Anda dengan sebuah film berjudul Evan’s Almighty? Film tersebut mengajarkan kita bagaimana untuk memulai: lakukan satu tindakan secara acak. Tindakan yang bagaimana yang bisa membawa kita kepada tujuan? Tindakan itu adalah tindakan yang paling dekat dan yang paling mungkin. Bayangkan tujuan sebagai garis finish di seberang aula yang gelap, sedangkan kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi ketika menyeberangi aula. Bagaimana caranya kita mencapai tujuan di seberang aula? Pertama-tama melangkahkan kaki ke lantai terdekat dahulu kan? Setelah melangkah dan melihat ke sekitar barulah kita mengetahui apa yang harus kita hadapi berikutnya, apakah tangga yang langsung membawa kita menuju seberang aula, atau sebuah jurang terjal tanpa dasar.
Saat pertama kali kita memikirkan sebuah tujuan, motivasi untuk menggapai tujuan tersebut masih melekat erat pada pikiran kita. Maka setelah beberapa saat mengalami jatuh bangun dalam menggapai tujuan, kita akan menyerah dan menganggap tujuan tersebut mustahil untuk dicapai karena kita sudah lupa terhadap motivasi awal. Saat kita merasa jatuh tersungkur dalam pusaran kegagalan, cobalah untuk mengingat kembali betapa pentingnya tujuan utama dan motivasi awal yang mendasari kenapa kita sangat ingin mencapai tujuan tersebut. Kemudian Anda pasti bisa melanjutkan perjalanan menuju tujuan yang ingin diraih.
Yang pertama adalah yang terberat, begitu pula dengan langkah pertama dalam menggapai sebuah tujuan. Masih ingatkah Anda dengan sebuah film berjudul Evan’s Almighty? Film tersebut mengajarkan kita bagaimana untuk memulai: lakukan satu tindakan secara acak. Tindakan yang bagaimana yang bisa membawa kita kepada tujuan? Tindakan itu adalah tindakan yang paling dekat dan yang paling mungkin. Bayangkan tujuan sebagai garis finish di seberang aula yang gelap, sedangkan kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi ketika menyeberangi aula. Bagaimana caranya kita mencapai tujuan di seberang aula? Pertama-tama melangkahkan kaki ke lantai terdekat dahulu kan? Setelah melangkah dan melihat ke sekitar barulah kita mengetahui apa yang harus kita hadapi berikutnya, apakah tangga yang langsung membawa kita menuju seberang aula, atau sebuah jurang terjal tanpa dasar.
Salah satu kesalahan terbesar dalam konsistensi adalah membiarkan vakum menyerangmu. Ketika kau memutuskan untuk berhenti sesaat maka kau akan terhenti lebih lama karena kemalasan akan menyerangmu lebih hebat dan menahanmu lebih lama, hingga pada akhirnya konsistensimu hilang begitu saja. Jangan pernah memutuskan untuk berhenti atau kau akan berhenti selamanya.
Berikut adalah faktor-faktor terpenting dalam konsistensi:
• Jadwal fleksibel. Jadwal memang ditujukan bagi disiplin diri namun jangan lupa: jadwal bukanlah harga mati.
• Dukungan. Pada saat tertentu, pujian dan kritik memang bisa melumpuhkan namun bisa membuat kita bangkit kembali.
• Lihat ke depan. Coba interopeksi, lihat segala kekurangan. Bukankah kita belum pantas merasa malas?
• Jangan pernah melihat ke belakang. Selain diperlukan untuk menghindari tiang listrik, dengan TIDAK melihat ke belakang kita tidak akan (merasa) telah berusaha sebelum mencapai tujuan akhir. Jadi bidikkan tujuan setinggi-tingginya, di depan sana. Anda tidak butuh kaca spion dalam konsistensi.
• Jadikan sebagai bagian kehidupan. Jika segala usaha dijadikan selaras dengan nafas, maka kita tidak akan pernah merasa lelah untuk bernafas karena kita hidup dengannya. Setiap usaha dalam konsistensi adalah hak, bukan kewajiban. Hak Anda untuk memperoleh impian. Usaha sama dengan nafas, kita tidak pernah memilih untuk bernafas dan kita harus tetap bernafas—entah udara itu segar atau berdebu.
• Jadwal fleksibel. Jadwal memang ditujukan bagi disiplin diri namun jangan lupa: jadwal bukanlah harga mati.
• Dukungan. Pada saat tertentu, pujian dan kritik memang bisa melumpuhkan namun bisa membuat kita bangkit kembali.
• Lihat ke depan. Coba interopeksi, lihat segala kekurangan. Bukankah kita belum pantas merasa malas?
• Jangan pernah melihat ke belakang. Selain diperlukan untuk menghindari tiang listrik, dengan TIDAK melihat ke belakang kita tidak akan (merasa) telah berusaha sebelum mencapai tujuan akhir. Jadi bidikkan tujuan setinggi-tingginya, di depan sana. Anda tidak butuh kaca spion dalam konsistensi.
• Jadikan sebagai bagian kehidupan. Jika segala usaha dijadikan selaras dengan nafas, maka kita tidak akan pernah merasa lelah untuk bernafas karena kita hidup dengannya. Setiap usaha dalam konsistensi adalah hak, bukan kewajiban. Hak Anda untuk memperoleh impian. Usaha sama dengan nafas, kita tidak pernah memilih untuk bernafas dan kita harus tetap bernafas—entah udara itu segar atau berdebu.
Konsistensi Berganda
Setelah meraih sebuah tujuan dengan konsistensi, target-target lain akan muncul seiring dengan terpupuknya kepercayaan diri. Konsistensi berganda itu bisa diwujudkan dan wajar!
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat kita melangkah kepada konsistensi berganda:
• Bobot. Jika kita mementingkan salah satu target, yang lain sangat mungkin terlalaikan. Seimbangkan bobot mereka, jangan pilih kasih!
• Memanfaatkan jadwal yang flexibel. Waktunya merubah jadwal. Saat berhadapan dengan banyak target, masing-masing target ada potensi besar dalam suatu waktu tertentu. Ingat, jadwal bukanlah harga mati.
• Selalu buka mata. Langkah untuk mencapai setiap tujuan sangat bergantung dengan kemampuan Anda dalam menganalisa kesempatan atau “short cut”. Buka mata dan jadilah selalu peka.
• Bobot. Jika kita mementingkan salah satu target, yang lain sangat mungkin terlalaikan. Seimbangkan bobot mereka, jangan pilih kasih!
• Memanfaatkan jadwal yang flexibel. Waktunya merubah jadwal. Saat berhadapan dengan banyak target, masing-masing target ada potensi besar dalam suatu waktu tertentu. Ingat, jadwal bukanlah harga mati.
• Selalu buka mata. Langkah untuk mencapai setiap tujuan sangat bergantung dengan kemampuan Anda dalam menganalisa kesempatan atau “short cut”. Buka mata dan jadilah selalu peka.
Sukses selalu untuk kamu Sobat Muda !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar