JEJAKA-Jejak Jejak Kapmepi

Foto saya
Yogyakarta, Indonesia
Kami adalah sebuah wahana dan forum, tempat menampung para pemuda Luar Biasa di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta... Kami Bernama Kapmepi (Kader Pengembang Moral Dan Etika Pemuda Indonesia)

Senin, 06 Desember 2010

Bangkit Yogyakarta

Setelah Sebulan Yogyakarta Mencekam Dan Tercekam, Kini Sudah Selayaknya Bangkit Dan Sudah Sepatutnya Bangkit.

BANGKIT DJOGDJA KU !!!

Selasa, 01 Juni 2010

Banyak Program Menanti

Rapat Sore kali ini, selasa 1 juni 2010. Memberikan banyak angin segar bagi perkembangan Kapmepi DIY. Banyaknya Program Yang dibuat, semoga membuat pergerakan dan pergeseran Kapmepi menjadi lebih baik lagii...dan yang terpenting, semangat para pengurusnya semoga menjadi titik tekan yang bisa memberi angin baru...

Semangat Pemuda Indonesia !!!

Senin, 12 April 2010

Kebersamaan

Salam Pemuda !!!!

Sobat, Kadang kita tdk tahu siapa sebenarnya sahabat kita, keluarga kita atau bahkan siapa diri kita sendiri? Terkadang, hanya Ujian kebersamaanlah yg bisa melihat siapa diri ini sebenarnya....

Dan itu akhirnya sampai juga dalam organisasi kami ini....
Satu ketika, ketika kami disibukkan dengan agenda kami Yaitu menjalin komunikasi dengan Media yg ada di Yogyakarta, sperti TVRI, Koran Lokal (KR) dll.

Apalagi, saat-saat ini, kami sedang disibukkan oleh berbagai agenda seperti Seminar Nasional Kapmepi Ttg Reproduksi Perempuan, Yg Cukup Menyita Waktu..

Kemudian Di Sela Sela itu, ada dering sms daris alahs atu anggota Divisi Media Opini Kapmepi DIY, yg isinya tentang adanya Anggota Forum Yg Mengalami Kecelakaan.

Kontan langsung kaget semua elemen. Tanpa Ba bi Bu, smua langsung meluncur ke TKP. Setelah Sholat Maghrib di Msjd Agung Bantul, smua langsung meluncur ke RSI PKU Bantul. D sana, smua kader dan anggota manunjukkan rasa simpatinya dan rasa empatinya pada kedua sahabat Yang Kecelakaan ini. Sebut Saja Santi dan Anjar. Kedua anggota FKAPMEPI DIY ini mengalami kecelakaan ketika akan menghadiri Rapat rutin yg memang kami selenggarakan di Kantor BPO DIY.

Disana, bisa kami lihat betapa rekan2 yg lain berusaha menjadi yg terbaik bagi kedua sahabat ini....\

Luar biasa...Kekompakkan yg tak terukur...Smoga kalian bisa kembali hadir d tengah2 kami..sahabat terbaik kami

Rabu, 17 Maret 2010

ZERO TO HERO

SALAM HEBAT !!!

Buat Teman-Teman Yang Ingin Menjadi Lebih Luar Biasa, Datang Ya Ke Spesial Acara Dari Kami, Hanya Untuk Kalian Para Calon Pemenang. 

Kami Dari FKAPMEPI DIY, Ingin Memberikan yang Terbaik Untuk Sahabat Sekalian, Dengan Mengadakan Acara : "ZERO TO HERO"

* Menghadirkan Trainer :
SOLIKHIN ABU IZUDIN (Penulis Buku Best Seller 'Zero To Hero').
* Biaya Kontribusi Hanya :
Rp. 20.000,00
* Dengan Fasilitas :
- Full day Training
- Sertifikat Khusus
- Snack 2 kali
- Makan Siang
* Pendaftaran Ke Nomor : 
- 0852 9233 2752

BURUAN TEMPAT TERBATAS !!!


Nb. Dengan Mengikuti Acara Ini Anda Akan mengalami efek samping , Kesuksesan dan Keberhasilan di kemudian hari. 

Selasa, 09 Maret 2010

Berharap Tidak Sendiri

Sobat, kadang kesendirian akan membuat diri ini menjadi sedih, mungkin bukan sebuah kemungkinan ya? Tapi mungkin sebuah kepastian. Yaa, pasti jika sendiri, kita akan patah semangat, kita akan patah arang. Apalagi dalam upaya menegakkan kekuatan moral dan etika di Tata Nilai Sosial ini...

Apalagi bagi Pemuda, bergerak sendiri tanpa dukungan, dan tanpa semangat dari sahabat revolusioner yang lain, pasti akan mengurangi kekuatan Cita pemuda itu sendiri.


Sahabat, Kita tak bisa bergerak sendiri sahabat...



-sakajogja.blogspot.com-

Jumat, 26 Februari 2010

Makna Memperingati maulid Nabi Dan Kebangkitan Pemuda

Kmrn adalah Hari maulud Nabi besar muhammad, yg dirayakan oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia. Dan kalau kita pahami, beliau juga dapat dijadikan contoh bagi  pemuda di Indonesia. Meskipun begitu, tulisan ini bukan hanya dari kalangan muslim saja lo. Terbukti, Muhammad mjd nomor 1 dalam catatan orang yg paling berpengaruh, dan yg menulis adalah orang barat yg non Islam pula..

Memperingati Maulid Nabi bermakna meneladani jejak langkah sunnah Rasul yang telah di wariskannya. Beliau adalah teladan hidup yang menyemai banyak kebaikan dalam rangkaian keindahan hidup. Keteladanan yang akan senantiasa layak diikuti setiap generasi dari semua generasi sekarang maupun yang akan datang. Perjalanan sejarah hidup beliau melalui berbagai fase yang penuh kemandirian dan perjuangan. Semua perjalanannya juga dihiasi dengan keluhuran sikap dan ketinggian budi pekerti. Rasulullah yang lahir sebagai seorang yatim kemudian mampu menunjukkan berbagai hal tersebut di atas semenjak masa kanak-kanaknya.

Menurut berbagai riwayat, pada masa remajanya, Muhammad yang tinggal dengan pamannya, melakukan pekerjaan yang biasa dikerjakan oleh mereka yang seusianya. Beliau memulai mengasah mentalitas wirusahanya dengan menjadi pengembala untuk orang-orang Mekkah di masa kanak-kanaknya. Dengan menjadi pengembala beliau mendapatkan upah. Guna meringankan sedikit beban yang ditanggung oleh pamannya. Beliau ingin berpenghasilan dan bisa mandiri. Tidak hendak berpangku tangan hanya sekedar bermain saja.

Sebagai anak muda yang jujur dan punya harga diri, beliau sama sekali tidak suka berlama-lama menjadi tanggungan pamannya yang memiliki beban keluarga besar. Sebuah perkerjaan yang kemudian mengantarkan beliau untuk lebih banyak merenung dan berpikir tentang kondisi kaumnya. Kaumnya yang saat itu terejerumus dalam berbagai bentuk kejahilliyahan, menyembah berhala, menjalankan riba, minum minuman keras serta pelbagai macam kesenangan dan hiburan sepuas-puasnya tidak menarik minat Muhammad remaja sedikitpun.

Jiwa bersihnya yang selalu mendambakan kesempurnaan menyebabkan beliau menjauhi foya-foya, yang biasa menjadi sasaran utama penduduk Mekah. Beliau mendambakan cahaya hidup yang akan lahir dalam segala manifestasi kehidupan, dan yang akan dicapainya hanya dengan dasar kebenaran. Kenyataan ini dibuktikan dengan julukan yang diberikan orang kepadanya dan bawaan yang ada dalam dirinya. Itu sebabnya, sejak masa kanak-kanak gejala kesempurnaan, kedewasaan dan kejujuran hati sudah tampak, sehingga penduduk Mekah semua memanggilnya Al-Amin (yang dapat dipercaya)

Dalam usia mudanya, jiwa entrepreneurship-nya semakin kuat karena sejak usia 12 tahun telah mengikuti perjalanan bisnis pamannya hingga ke Syria, Jordan, dan Lebanon saat ini. Ketika menginjak dewasa dan menyadari bahwa pamannya memiliki beban berat keluarga besar yang harus diberi nafkah, beliau mulai berdagang sendiri di Makkah. Profesi sebagai pebisnis ini dimulai dalam skala yang kecil dan bersifat pribadi. Beliau membeli barang-barang dari satu pasar lalu menjualnya pada orang lain. Muhammad adalah seorang pemudah)miskin yang memulai bisnisnya dari tahap awal. Terkadang bekerja untuk mendapatkan upah dan terkadang sebagai agen untuk beberapa pebisnis kaya di kota Mekkah. Sampai akhirnya kemudian beliau menjadi pedagang yang sukses. Semua itu berkat kerja keras, keuletan dan tentu saja kejujuran beliau.

Pelajaran untuk Pemuda

Menyimak beberapa cuplikan sejarah hidup Nabi Muhammad SAW di atas, ada beberapa hal yang dapat menjadi bahan perenungan dan pelajaran untuk kita, khususnya generasi muda.

Pertama, tentang kemandirian. Nabi Muhammad SAW telah mencontohkan kemandirian ini semenjak kecil sampai dewasa. Sikap kemandirian inilah yang selama ini dirasa tidak banyak dimiliki oleh pemuda. Pola fikir dan kebiasaan mendapatkan segalanya dengan serba instan telah menyebabkan hilangnya sikap kemandirian ini. Sebagai dampak ikutannya, lahirlah sikap-sikap nyantai dan manja di kalangan para pemuda. Waktu yang mereka miliki lebih banyak dihabiskan dengan bermain game, balapan liar, nongkrong di pinggir jalan dan sebagainya yang sering kali menyebabkan munculnya berbagai penyakit sosial.

Kedua, adalah bagaimana kemudian Nabi Muhammad SAW tidak memilih-milih pekerjaan yang beliau geluti. Benar beliau adalah seorang anak yatim, tapi di sisi lain, beliau berasal dari keluarga terhormat di kalangan Kabilah Quraisy. Namun beliau tidak malu menggembalakan kambing-kambing milik penduduk Makkah. Hari ini, para pemuda banyak yang enggan terjun dan berkecimpung dalam lapangan pekerjaan sektor riil. Berapa banyak pemuda yang berprofesi sebagai petani atau di sektor UKM misalnya. Banyak kemudian yang lebih memilih untuk berharap menjadi pegawai, baik di pemerintahan ataupun di swasta. Bahkan terkadang demi sebuah status tak jarang kita jumpai orang-orang yang rela menyuap atau memanipulasi pendidikan. Padahal sektor riil seperti pertanian dan UKM inilah yang sudah terbukti mampu bertahan kala krisis ekonomi menghantam negeri kita.


Pelajaran ketiga, yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana kemudian para pemuda bisa meneladani sikap dan perilaku (atau akhlaq) yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW saat beliau muda. Beliau sudah mendapatkan gelar Al Amin di masa mudanya. Beliau juga tidak pernah menyentuh minuman keras, judi, berzina semenjak lahir sampai wafatnya. Padahal peluang untuk itu tentu sangat besar karena lingkungan yang ada begitu memungkinkan untuk itu. Keteladanan dalam akhlaq inilah yang saat ini sangat diperlukan oleh para pemuda.

Masih banyak pelajaran-pelajaran lain yang bisa kita dapatkan dari perjalanan hidup Rasulllullah di masa mudanya bila kita gali dan mempelajari lebih jauh. Dengan penelaahan dan penggalian keteladanan Nabi Muhammad SAW ini diharapkan kita tak terpisah dari beliau walau kita sudah berjarak 1.431 tahun Hijriyah dari kelahiran Rasulullah Muhammad SAW. Agar perayaan Maulid Nabi yang pertama kali diperkenalkan pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193) ini kemudian tidaklah hanya menjadi sebuah acara rutin belaka. Karena dalam rangka inilah kita peringati Maulid Nabi. Untuk Meneladani Beliau.. 

Salam Pemuda Indonesia !!!

Kamis, 11 Februari 2010

Reward Untuk KCB II, Yg memberi inisiatif bagi pemuda beretika

Sedikit Resensi..

Pernah Lihat Film Yg Satu ini kan Sobat??
Nah, setelah kami melihat film ini (alias setelah Admin web ini melihat nya maksudnya).red (hehe), maka bisa dikit d simpulkan, bahwa film ini memang layak tonton, bukan apa apa, tapi dilihat dari etika yg diambil, ini memang film yg sangat inspiratif. Bukan semata mata untuk kalangan Muslim saja, tapi ini merupakan salah satu entitas dan identitas bagi bangsa Indonesia, yg sopan, bermoral, dan penuh dg nilai adat dan tradisi, terlebih memang budaya Jawa yg mjd latar settingnya..

Nah, Sahabat..

Berbeda dengan karya sebelumnya, terutama Ayat Ayat Cinta, yang mengeksplorasi kisah seorang mahasiswa yang haus ilmu, novel Ketika Cinta Bertasbih, mengeksplorasi sosok mahasiswa yang berjiwa entrepreneur. Jadilah novel ini sebuah novel yang penuh dengan spirit entrepreneurship.




Jiwa entrepreneneurship seorang Habiburrahman nampak sangat kuat dan diwujudkan dalam tokoh utama. Perjalanan panjang tokoh utama, yang penuh dengan lika liku dunia entrepreneur, berhasil di gambarkan Habib dengan sangat memukau. Seperti karakter karya Habib sebelumnya, di dalam dialog dan berbagai peristiwa, selalu disisipi dengan ilmu dan pesan moral yang membangun jiwa. Kelihaian Habib dalam menyisipkan ilmu sebagai dakwahnya menjadikan pesan tersebut amat mudah diterima pembaca, tanpa merasa digurui.

Disana Sobat, Tersebutlah Azzam, tokoh utama, adalah mahasiswa Indonesia di Al Azhar. Ia adalah sosok anak Indonesia yang pintar dan bersahaja, namun lahir dari keluarga pas pasan. Jadi sangat khas indonesia. Kecerdasan Azzam terbukti tatkala di tahun pertama dia memperoleh predikat jayyid jiddan (baik sekali).

Namun ditahun kedua, ayahnya di Indonesia meninggal dunia. Sepeninggal ayahnya, ibunya sering sakit sakitan. Padahal di Indonesia, ketiga adik perempuannya belum bisa diharapkan untuk membantu ibunya karena baru beranjak remaja. Yang harus membantu ibu dan adik adiknya adalah dia. Sebab dia adalah sulung di keluarganya. Azzam sangat menyadari posisinya itu. Maka sejak saat itulah ia mengalihkan konsentrasinya dari belajar ke bekerja. Jadilah ia di Cairo untuk bekerja sambil belajar.

Pekerjaan Azzam untuk membantu kelurganya di Indonesia adalah berjualan tempe dan bakso. Berhubung dia sangat berkonsentarasi dengan pekerjaannya,prestasi akademiknya menurun. Beberapa kali dia tidak naik tingkat. Walaupun akhirnya dia bisa lulus S1 setelah belajar selama sembilan tahun, dengan predikat yang tidak terlalu mengecewakan, jayyid.

Namun prestasi Azzam yang nyata adalah kesuksesannya dalam mengantarkan adik adiknya menggapai cita cita. Berkat bantuan biaya hidup dan motivasi dari Azzam, adiknya berhasil “menjadi orang”. Husna berhasil menjadi psikolog dan penulis terbaik nasional. Lia lulus PGSD, dan menjadi guru favorit di SDIT Al Ksutsar Solo. Sementara adik bungsunya,Sarah, hampir khatam menghafalkan Al Quran di Pesantren Al Quran di Kudus.

Isi surat antara Azzam dengan adiknya juga mencerminkan betapa besar kasih sayang dan pengorbanan seorang kakak kepada adik adiknya.

Sahabat, 

Kemampuan Azzam dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam kondisi yang serba sulit inilah, yang menjadikan novel ini begitu menarik. Melalui tokoh utama, Azzam, Habib berhasil meniupkan roh atau jiwa entrepreneurship sejati. Ruh entrepreneurship sejati ini diantaranya: kreatif menciptakan dan mengemas ide baru untuk kemakmuran diri dan orang orang yang dicintainya( kreatif inovatif), berani mengambil resiko, menyukai tantangan, memiliki daya tahan hidup yang luar biasa, pantang menyerah, selalu ingin menyuguhkan yang terbaik, serta memiliki visi yang jauh kedepan.

Kisah Azzam sebagai tokoh utama tentu di bumbui dengan kisah tokoh tokoh lainnya yang tidak kalah seru. Kisah cinta segitiga khas mahasiswa dalam novel ini menjadikan alur cerita menjadi sedemikian romantis. Mau tidak mau, pembaca harus rela diaduk aduk perasaannya, mulai dari gemas, sedih, dan gembira. Yang jelas novel ini kaya warna. Saya sering tersenyum sendiri saat membayangkan Habib “memain-mainkan” perasaan pembaca dengan goresan penanya.

Ketulusan dan cinta. Itulah salah satu kekuatan karya Habib. Dengan ketulusan dan cinta yang apa adanya, disertai dengan keyakinan kuat dalam dirinya, Habib merajut kata demi kata, menjadi sedemikian indah, menarik,menyentuh hati, dan membawa pembaca seolah olah merasakan itu sebagai sesuatu yang nyata.

Habib berhasil menciptakan tokoh rekaan yang “selalu menjaga kesucian”. Seperti Fahri (Ayat Ayat Cinta), Zahid ( Di Atas Sajadah Cinta), Raihana (Pudarnya Pesona Cleopatra), Zahrana ( dalam Mihrab Cinta), dan Azzam (Ketika Cinta Bertasbih).

Sesuai dengan misinya untuk berjuang melalui pena, Habib sengaja memberikan alternatif bacaan positif buat masyarakat Indonesia. Tentu saja fenomena “tokoh suci” rekaannya tersebut, dipandang aneh dan bahkan ada yang mencibirkan. Maklumlah, selama ini masyarakat Indonesia memang banyak dijejali dengan cerita yang tidak mendidik. Sehingga ketika melihat tokoh “malaikat” dalam karya Habib, mereka melihatnya sebagai sesuatu yang terlalu dilebih lebihkan. Padahal keunggulan dan ke”alim”an tokoh yang diciptakan Habib sebetulnya masih dalam taraf biasa saja. Seandainya masyarakat sudah biasa disuguhi dengan karakter positif yang di perankan para tokoh tersebut.

Di lihat dari sudut pandang sastra, bahasa yang digunakan bang Habib memang biasa biasa saja. Bahasa yang dia pakai tidak seperti bahasa karya sastra lainnya yang cenderung puitis dan kadang sulit dipahami. Justru disitulah kekuatan karya Habib. Semua kalangan bisa menikmatinya tanpa harus berpikir keras untuk memahami rajutan kata yang dirangkainya.

Kami berharap Kang Habib konsisten menampilkan tokoh “malaikat” dalam setiap karyanya, sehingga masyarakat akan semakin terbiasa dan menerima itu sebagai sebuah keniscayaan.
Disinilah perjuangan dan tantangan Kang Habib yang sesungguhnya..

Terus berjuang Kang Habib...
Salam Pemuda Indonesia !!!

--Saka Prayitno--
Divisi Opini Publik
Jum'at 12 Feb 2010

Kamis, 04 Februari 2010

Aku adalah wanita

Saat kecil, pernah aku bertanya kepada ibuku…duhai ibu kenapa aku beda dengan abang, abang wajahnya bergaris kokoh sedangkan aku bulat telur, dia sering diminta ayah untuk membantu memanjat kelapa, sedang aku dminta ibu untuk mencuci piring atau memasak. Sedangkan tahukah engkau ibu! aku sebenarnya lebih suka memanjat pohon jambu mete disamping rumah kita, mengumpulkan bijinya, memakan daging buahnya, menyesapnya lalu membuang ampasnya sambil berusaha menyepahnya jauh-jauh dari mulutku, bahkan ketika aku  berlomba dengan  abang untuk mencari kayu bakar dihutan, siapa yang mengumpulkan paling banyak dialah yang berhak bermain game bot pertama kali ketika pulang sampai dirumah. aku begitu gagah berani menyusuri diantara semak2 tinggi, tak takut akan pacet yang siap menghisap darahku layaknya vampire, akulah yang sering memanjat pohon-pohon untuk mematahkan dahan yang kering.. Dan tahukah engkau ibu, aku yang sering mememangkan kompetisi itu. Ketika SMA aku memperoleh pemahaman kenapa aku berbeda dengan abang,  hanya satu kalimat ibu “bahwa Hawa diciptakan itu dikarenakan adam merasa kesepian”. Pemahaman ini berawal dari pemilihan ketua OSIS, aku mencalonkan diri, sedangkan calon yang lain adalah lelaki. teman lelakiku itu tak mau kalah, bahkan berusaha menjatuhkanku dengan berbagai cara, untuk mematahkan mentalku sebelum kampanye lisan, dia mendatangi kelasku dan dengan dingin mengatakn “tak layak kau jadi ketua osis, wanita tak akan mampu!”. Sakit rasanya saat itu ibu, dengan begitu garang aku hanya mengatakan “kita buktikan saja nanti!”, dan ternyata ucapanku benar ibu, aku yang lolos menjadi ketua OSIS. Aku yakin karena aku lebih populer dibandingkan dia, aku lebih punya dukungan karena aku yang sering mewakili sekolah untuk mengikuti lomba karya tulis remaja, tartil, kaligrafi atau lomba desain kartu lebaran bahkan aku menjadi  runner up setelah orang jenius disekolahku ketika kompetisi bahasa inggris antar wilayah.  Namun ibu, saat itu obsebsiku untuk menjadi ketua OSIS sebenarnya bukan karena aku ingin memperjuangkan harapan teman-temanku ataupun visi lain yang lebih ideologis. Tidak ibu!! obsebsiku hanya satu aku harus mengalahkan teman lelakiku itu. Dan aku sudah berhasil ibu. itu cerita ketika aku SMA ibu, namun pemahamanku tentang penciptaan hawa belum bertambah ibu. Ketika aku kuliah, aku juga mendapatkan jurusan sesuai dengan yang aku inginkan. Ini berkat do’amu ibu. Saat kuliah, muncul berbagai tawaran, aku harus memilih diantara banyak organisasi yang ada dikampus, ada yang menawarkan seni seperti yang aku bayang-bayangkan dulu, Seradikalnya ananandamu ini tak pernah pula aku memimpikan menjadi artis yang hanya sekedar jual tampang ataupun menjadi pengorek berita artis yang lain, sungguh ibu aku tidak mau memakan bangkai saudaranya sendiri. Aku hanya ingin bermain pantomime. Melihat orang lain tertawa ternahak-bahak puas rasanya, atau menjadi pengemis yang hina sehingga membuat orang trenyuh kelihatanya lebih memuaskan hati. Atau ikut MAPALA naik gunung biar terlihat macho. Tak tahulah ibu, saat itu aku hanya ingin dilihat orang lain keren, kembali tanpa ada alasan ideologis pula.  Saat itu aku juga ikut sejenis latihan training keislaman dasar, itupun awalnya karena gendut, temen akrab lelakiku ikut pula. Ibu saat itu aku tak “sreg”, kenapa pula laki-laki harus dipisah, duduk dipisah tak boleh senda gurau berlebihan. Katanya membuat hati mati. Kalau ada hati yang mati, bearti ada pula hati yang sakit ataupun hati yang sehat. Tak pedulilah aku, saat itu fokusku, ku hanya pingin pulang cepat, tapi tetap saja tak bisa karena kami diangkut pakai bis, dan letaknya sangat jauh dari wilayah kampus, ku hanya mencoba bertahan saat itu ibu. Namun ada satu hal ibu, pemahamanku bertambah, ini berawal dari ustad muda yang memberikan nasehat denagn cara yang unik, tak buat mata ini mengantuk. Beliau menjelaskan tentang penciptaan manusia. Kenapa ada adam, kenapa pula ada hawa. Katanya sama saja lah laki-laki sama wanita, sama-sama manusia tugasnya sama menjadi pemimpim, minimal pemimpim bagi dirinya sendiri. Yang membedakan adalah ketaqwaanya.  Ibu, aku tercerahkan, berarti manusia itu intinya sama baik laki-laki maupun wanita, yang membedakan hanya kualitasnya. Sejak saat itu ibu, aku melonjak tinggi. Berkarya diberbagai organisasi dan menjadi  garda terdepan memperjuangkan kepentingan umat. Bahkan akupun mulai merambah wilayah masyarakat. Bahu membahu baik putra maupun putri, tanpa ada diskriminasi mahluk Tuhan yang berinisial wanita. Mereka memberi ruang yang luas untukku berkontribusi sesuai dengan kompetensi yang kumiliki. Sungguh ibu, aku semakin paham tentang peranku. Bahkan ketika muncul tentang konsep feminisme yang katanya memperjuangkan persamaan kedudukan wanita atas lelaki, Ibu sungguh aku tidak tertarik sedikitpun. Mereka menghembuskan isu problematika wanita sebagai mahluk terbelenggu, korban opresi, tak berkebebasan, termarginalkan, terdiskriminasi, tertindas dan segala ter- yang menerangkan kenelanngsaan kaum wanita, jelaslah ibu, ini hanya produk pelembagaan sesat fikir musuh Islam melalui proses dramatisir. Tidak ibu, islam tidak pernah mendiskriminasikan wanita, justru islam memuliakan dengan memberikan kebebasan wanita untuk melakukan peranya, asalkan dalam batas syariat yang ditetapkan. Sungguh ibu, aku bangga menjadi wanita. terimaksih untuk cinta yang telah engkau curahkan (Yogyakarta, 2010)..

By: Murniningsih S.Pd. Si (Ketua Deputi Media dan Opini Publik FKAPMEPI Yogyakarta)
 

Rabu, 20 Januari 2010

Pemuda

Pemuda adalah generasi penerus bangsa. Keabsahan slogan ini tidak terbantahkan karena mau tidak mau, sanggup atau tidak sanggup, pemudalah yang akan menggantikan kedudukan generasi-generasi sebelumnya dalam membangun bangsa. Selain itu, pemuda sudah sepantasnyalah menjadi agent of change, pembawa perubahan, yang membawa bangsa ini menjadi lebih baik, lebih bersatu, lebih makmur, lebih demokratis, dan lebih madani. Inilah kira-kira peran pemuda yang seharusnya dapat diwujudkan bersama.
Menilik sejarah, pada awal abad ke-20 Indonesia diwarnai oleh pergerakan kebangsaan yang tidak lain dimotori oleh para pemuda pada zaman itu. Sejarah mencatat Budi Utomo sebagai organisasi pertama yang mengubah watak pergerakan perlawanan, yang semula bersifat kedaerahan menjadi bersifat kebangsaan. Bangsa Indonesia disadarkan bahwa untuk dapat mencapai kemerdekaan, seharusnnya ada persatuan dan perasaan senasib yang melandasi perlawanan terhadap penjajah.Setelah dipelopori Budi Utomo sebagai organisasi kebangsaan pertama, bermunculanlah sekian banyak organisasi kebangsaan lainnya. Muhammadiyah, NU, Serikat Dagang Indonesia, Taman Siswa, sampai dengan PNI sebagai partai pertama yang dimiliki bangsa ini adalah contohnya. Kesemuanya memiliki orientasi dan cita-cita yang sama, persatuan dan kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Sampai pada hari yang sangat menentukan bagi masa depan Bangsa Indonesia, 28 Oktober 1928 Kongres Pemuda II diselenggarakan di Jakarta. Kongres ini setidaknya menghasilkan tiga point penting, yakni kesadaran berbangsa Indonesia, bertanah air Indonesia, dan berbahasa nasional, Bahasa Indonesia. Inilah moment dimana semangat nasionalisme dikobarkan dan sedikit demi sedikit perasaan kedaerahan yang berlebihan dikikis dan diminimalkan. Inilah akselerator perjuangan perlawanan terhadap penjajah yang akhirnya mencapai titik kulminasinya melalui proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Inilah keadaan pemuda pada zaman pergerakan, hampir satu abad yang silam. Sekarang??Sebuah angket mengenai penghayatan makna sumpah pemuda yang diselenggarakan sebuah media terkemuka menggambarkan betapa minimnya penghayatan terhadap nilai-nilai sumpah pemuda. Ketika ditanya tentang apa itu sumpah pemuda, Suprapto (17), siswa kelas II Sekolah Menengah Umum (SMU) Muhammadiyah 6 Surabaya mengutarakan ”Dari pelajaran sejarah di sekolah sejak SD memang saya tahu kalau tanggal 28 Oktober diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Namun, hanya tahu sebatas tanggal saja. Selebihnya saya tidak tahu,”Ironi memang melihat fenomena ini, tapi itulah yang terjadi.
Pemuda pada zaman sekarang seolah-olah tidak mewarisi semangat nasionalisme yang didengung-dengungkan Sukarno, Hatta, Syahrir dan banyak tokoh-tokoh pemuda lainnya beberapa dasawarsa silam. Agaknya, tidak salah jika sebagian orang mengatakan bahwa nasionalisme pemuda kita telah berubah menjadi materialisme dan hedonisme, patriotisme telah berubah menjadi apatisme. Fenomena ini dapat kita tangkap dari keengganan sebagian pemuda kita untuk memikirkan masalah kebangsaan. “Jangankan soal kebangsaan, untuk masalah yang ada di sekitarnya saja banyak yang tidak peduli. Untuk berorganisasi di tingkat sekolah saja susah mengajak dan melibatkan mereka. Yang dipikirin cuma bersenang-senang dan kepentingannya sendiri,” ujar Savitri (16), siswa kelas II SMK Ketintang I Surabaya ketika ditanya tentang keadaan pemuda di sekolahnya.
Banyak sebab yang menjadi pemicu lunturnya semangat kebangsaan yang merupakan warisan para pendahulu Republik ini. Salah satunya adalah kejenuhan para pemuda dalam memandang wacana kebangsaan yang dikumandangkan elite polotik kita. Mereka melihat tidak adanya figur teladan yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi perbaikan keadaan bangsa.Selain itu, sebab lainnya adalah tidak adanya kepercayaan dari golongan tua kepada golongan muda untuk mengadakan transfer ilmu, pengalaman dan kewenangan. Banyak kaum muda yang merasa bahwa kemampuan mereka dalam suatu bidang kurang bisa ditampilkan secara maksimal oleh karena tidak adanya kesempatan untuk menduduki posisi yang penting dalam menentukan kebijakan di negeri ini. Sebagian besar elit politik kita masih memegang paradigma lama yang kurang menghargai profesionalisme dan lebih mementingkan koneksi.
Sebagian besar pemuda, putra-putri terbaik bangsa yang berprestasi dan kemudian mendapat beasiswa ke luar negeri merasa bingung ketika lulus. Mereka dihadapkan kepada pilihan bekerja di luar negeri dan hidup sejahtera atau pulang ke Indonesia dan hidup seadanya (kalau tidak ingin disebut menderita). Hal ini karena minimnya penghargaan (terutama dalam bentuk gaji) negara terhadap profesional ini. Oleh karena itu, banyak dari mereka yang memilih untuk bekerja di luar negeri dan lupa berkontribusi terhadap negara.
Dihadapkan pada masalah tersebut, kita seyogianya dapat memandang secara arif bijaksana untuk kemudian menyelesaikannya. Sudah saatnya kita memiliki figur elit politik yang benar-benar mampu berkontribusi secara nyata-tidak sekedar wacana-terhadap proses perbaikan bangsa dan yang sadar akan pentingnya regenerasi, sehingga lebih memberkian tempat bagi kaum muda untuk dapat berperan sesuai kompetensinya dalam menentukan arah kebijakan negara.
Dari sudut pandang pemuda, seharusnya pemuda lebih mengetahui perannya sebagai agen perubahan ke arah yang lebih baik. Pemuda harus lebih memupuk rasa cinta tanah airnya dan meningkatkan kemampuannya sesuai dengan kapasitasnya, sehingga mampu untuk memperbaiki keadaan bangsa, mewujudkan cita-cita besar sumpah pemuda sesuai kompetensinya masing-masing.
Dari contoh kasus beasiswa ke luar negeri yang diterima sebagian pelajar kita misalnya, belajar dari China seharusnya ketika lulus mereka mencari pengalaman terlabih dahulu di perusahaan luar negeri. Baru setelah merasa cukup berpengalaman, mereka pulang untuk berkontribusi membangun Indonesia sesuai kompetensinya masing-masing. Untuk itu, perlu kesiapan dari para generasi tua untuk mengubah paradigma berpikir dan kemudian memberi kewenangan kepada generasi muda untuk berkarya. Selain itu, negara kita harus memiliki kebijakan yang berorientasi pada kemajuan pendidikan dan riset. Karena dari segi itulah kaum muda dapat berperan.

Senin, 18 Januari 2010

Merawat Konsistensi

Berawal dari sebuah tujuan.
Saat sebuah tujuan terlintas dalam benak, dengan semangat empat lima kita akan berusaha menggapainya saat itu juga. Namun seiring berjalannya waktu, api semangat akan luntur lantaran menghadapi hujan cobaan yang demikian derasnya. Satu kata tanya, kenapa?
Saat pertama kali kita memikirkan sebuah tujuan, motivasi untuk menggapai tujuan tersebut masih melekat erat pada pikiran kita. Maka setelah beberapa saat mengalami jatuh bangun dalam menggapai tujuan, kita akan menyerah dan menganggap tujuan tersebut mustahil untuk dicapai karena kita sudah lupa terhadap motivasi awal. Saat kita merasa jatuh tersungkur dalam pusaran kegagalan, cobalah untuk mengingat kembali betapa pentingnya tujuan utama dan motivasi awal yang mendasari kenapa kita sangat ingin mencapai tujuan tersebut. Kemudian Anda pasti bisa melanjutkan perjalanan menuju tujuan yang ingin diraih.

Yang pertama adalah yang terberat, begitu pula dengan langkah pertama dalam menggapai sebuah tujuan. Masih ingatkah Anda dengan sebuah film berjudul Evan’s Almighty? Film tersebut mengajarkan kita bagaimana untuk memulai: lakukan satu tindakan secara acak. Tindakan yang bagaimana yang bisa membawa kita kepada tujuan? Tindakan itu adalah tindakan yang paling dekat dan yang paling mungkin. Bayangkan tujuan sebagai garis finish di seberang aula yang gelap, sedangkan kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi ketika menyeberangi aula. Bagaimana caranya kita mencapai tujuan di seberang aula? Pertama-tama melangkahkan kaki ke lantai terdekat dahulu kan? Setelah melangkah dan melihat ke sekitar barulah kita mengetahui apa yang harus kita hadapi berikutnya, apakah tangga yang langsung membawa kita menuju seberang aula, atau sebuah jurang terjal tanpa dasar.

Salah satu kesalahan terbesar dalam konsistensi adalah membiarkan vakum menyerangmu. Ketika kau memutuskan untuk berhenti sesaat maka kau akan terhenti lebih lama karena kemalasan akan menyerangmu lebih hebat dan menahanmu lebih lama, hingga pada akhirnya konsistensimu hilang begitu saja. Jangan pernah memutuskan untuk berhenti atau kau akan berhenti selamanya.
Berikut adalah faktor-faktor terpenting dalam konsistensi:
• Jadwal fleksibel. Jadwal memang ditujukan bagi disiplin diri namun jangan lupa: jadwal bukanlah harga mati.
• Dukungan. Pada saat tertentu, pujian dan kritik memang bisa melumpuhkan namun bisa membuat kita bangkit kembali.
• Lihat ke depan. Coba interopeksi, lihat segala kekurangan. Bukankah kita belum pantas merasa malas?
• Jangan pernah melihat ke belakang. Selain diperlukan untuk menghindari tiang listrik, dengan TIDAK melihat ke belakang kita tidak akan (merasa) telah berusaha sebelum mencapai tujuan akhir. Jadi bidikkan tujuan setinggi-tingginya, di depan sana. Anda tidak butuh kaca spion dalam konsistensi.
• Jadikan sebagai bagian kehidupan. Jika segala usaha dijadikan selaras dengan nafas, maka kita tidak akan pernah merasa lelah untuk bernafas karena kita hidup dengannya. Setiap usaha dalam konsistensi adalah hak, bukan kewajiban. Hak Anda untuk memperoleh impian. Usaha sama dengan nafas, kita tidak pernah memilih untuk bernafas dan kita harus tetap bernafas—entah udara itu segar atau berdebu.

Konsistensi Berganda
Setelah meraih sebuah tujuan dengan konsistensi, target-target lain akan muncul seiring dengan terpupuknya kepercayaan diri. Konsistensi berganda itu bisa diwujudkan dan wajar!
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat kita melangkah kepada konsistensi berganda:
• Bobot. Jika kita mementingkan salah satu target, yang lain sangat mungkin terlalaikan. Seimbangkan bobot mereka, jangan pilih kasih!
• Memanfaatkan jadwal yang flexibel. Waktunya merubah jadwal. Saat berhadapan dengan banyak target, masing-masing target ada potensi besar dalam suatu waktu tertentu. Ingat, jadwal bukanlah harga mati.
• Selalu buka mata. Langkah untuk mencapai setiap tujuan sangat bergantung dengan kemampuan Anda dalam menganalisa kesempatan atau “short cut”. Buka mata dan jadilah selalu peka.

Sukses selalu untuk kamu Sobat Muda !!!



Jumat, 15 Januari 2010

Potensi Pemuda


Berbagai hal menyangkut perubahan, selalu dikaitkan peranan pemuda. Sejarah membuktikan itu. Di berbagai belahan dunia, perubahan sosial-politik menempatkan pemuda di garda depan. Peranannya menyeluruh, tak hanya mata air, tapi juga hulu, hilir sampai muara, bahkan pemuda sebagai air atau sumber energi perubahan. Tak tanggung-tanggung pemimpin besar seperti Bung Karno (Presiden RI Pertama) mengungkapkan kata-kata pengobar semangat “Berikan aku 100 orang tua, maka akan kupindahkan Mahameru. Tapi berikan aku 10 pemuda maka akan kuguncang dunia. Begitu besarkah potensi pemuda? Tidak dapat disangkal lagi, kualitas generasi muda kita merupakan cerminan masa depan bangsa. Suatu bangsa yang gagal membina generasi muda – baik dari segi moralitas maupun kapabilitas – akan menjadi bangsa pecundang di kemudian hari.

Negara-negara maju di dunia sangat khawatir dengan kelanjutan masa depan negara mereka. Apalah artinya kemajuan ekonomi, kecanggihan teknologi, kekuatan militer, dan kepemimpinan atas dunia sementara generasi mudanya sedemikian rusak moralnya, bodoh, dan tidak bisa diharapkan di masa depan. Bayang-bayang kemunduran atau bahkan kepunahan sebagai bangsa tampak begitu mencekan dan menakutkan.

Bangsa kita pun juga dihadapkan pada masalah besar saat ini. Generasi muda kita tengah terjebak dengan berbagai masalah seperti narkoba, tawuran, seks bebas, budaya permissive yang kebablasan, kualitas SDM yang rendah. Selain itu korupsi dan kolusi yang merajalela, main mata penguasa dan pengusaha, kemaksiatan yang merata, dan intervensi asing yang leluasa, telah menegasikan keadilan dan melumpuhkan sendi-sendi perekonomian bangsa. Saat ini kita seakan menemui kebuntuan dalam menentukan solusi yang terang.

Kebuntuan ini bukan berarti kita tidak melakukan apa-apa. Ada kerja besar yang harus dilakukan untuk sebuah perubahan besar di masa depan. Melahirkan generasi baru yang sama sekali berbeda. Menanamkan keimanan dalam lubuk hati mereka yang paling dalam. Menumbuhkan ilmu pengetahuan di sel-sel otak mereka yang cerdas dan gemilang. Mengarahkan potensi generasi muda agar terarah dan berkembang.

Berbagai elemen bangsa harus bangkit dan saling bahu-membahu untuk mengembangkan berbagai program pembinaan generasi muda yang bermuara pencapaian kualitas iman dan takwa serta penguasaan ilmu pengetahun dan teknologi yang mumpuni. Maka kerja besar membangun peradaban besar sedang dimulai..

Kamis, 07 Januari 2010

Menata Pemuda Indonesia

Menata Ulang Pemuda Indonesia

Oleh: Seorang Sahabat Muda*)


Indonesia telah melewati separuh perjalananya sebagai sebuah bangsa yang merdeka. Secara biologis, usianya akan menginjak 66 tahun pada 17 Agustus tahun ini. Namun kita perlu mengingat apa yang pernah disampaikan oleh Bung Hatta, bahwa bangsa Indonesia memang telah berhasil mencapai cita – cita revolusinya tetapi Indonesia belum mencapai cita – cita sosialnya.

Kemiskinan, kelaparan, kebodohan dan permasalahan sosial lainya masih menjadi potret buram kondisi Indonesia. Kekayaan sumber daya alam yang melimpah bak fatamorgana ditengah padang pasir ketika berhadapan dengan kondisi Indonesia hari ini. Indonesia, yang oleh Multatuli di ibaratkan sebagai jamrud khatulistiwa tidak mampu memberikan kesejahteraan bagi jutaan penduduknya. Indonesia, negeri yang dikenal dengan kekayaan baharinya dan ketangguhan nelayanya tidak mampu mensejahterakan para nelayanya. Indonesia, yang tanahnya oleh Koes Plus dipuji sedemikian rupa hingga tongkat, kayu dan batu jadi tanaman tidak mampu mensejahterakan petaninya. Indonesia hari ini, adalah amanah yang harus kita pertanggung jawabkan pada generasi yang akan datang.

Kita tentu merindukaan kejayaan Indonesia yang saudagarnya melanglang buana hingga ke jazirah arab dan nelayanya mengarungi samudera sedemikian jauhnya. Merindukan nama Indonesia yang pernah dikenang sebagai negara yang tangguh, yang memimpin bangsa Asia dan Afrika menggapai kedaulatanya. Merindukan kejayaan dengan berjuta sumberdaya alam dan sumber daya manusianya.

Kejayaan sebuah negara, tidak ditentukan oleh seberapa lama negara tersebut telah berdiri. Mesir yang telah berdiri sejak zaman fir’aun berkuasa, kondisinya tidak lebih baik dari Singapura yang baru berdiri. Kejayaan sebuah negara, juga tidak ditentukan dari seberapa banyak kekayaan alamnya. Kondisi Indonesia dengan kekayaan alam yang melimpah, tidak lebih baik dari Jepang. Lalu mungkinkah Indonesia mencapai kembali kejayaanya? Tentu bisa. Bagaimana caranya? Dengan Menata Ulang Pemuda Indonesia

Mengapa Pemuda?

”Berikan padaku sepuluh pemuda, dan akan ku guncang dunia” (Soekarno). Pendar optimisme Soekarno dalam pernyataan diatas masih terngiang dalam benak kita. Menekankan betapa figur pemuda merupakan pilar bagi sebuah bangsa dalam pandangan seorang pemimpin. Ia adalah sekelompok manusia yang menjadi cerminan eksistensi sebuah bangsa. Bukan cuma Soekarno yang menaruh perhatian pada pemuda, setiap pemimpin sejati pasti memberikan perhatian besar pada para pemudanya.

Pemuda adalah titik tolak. Ia sangat menentukan jauh dekatnya sebuah kemajuan. Apakah kemajuan dalam skala indivisu maupun dalam skala bangsa. Dalam diri pemuda berhimpun seluruh momentum kejayaan. Momentum kejayaan fisik, kejayaan intelektual dan momentum kejayaan idealisme. Dan momentum dalam banyak kejadian tidak pernah berulang untuk kedua kalinya.

Masa lalu adalah momentum terjauh dalam kehidupan kita karena ia tidak pernah kembali. Masa depan adalah momentum terjauh dalam kehidupan kita karena kita tidak pernah tahu apakah ia akan kita lewati. Masa kini itulah sebenar – benarnya momentum. Pemuda terbaik adalah mereka yang mampu memanfaatkan momentum masa kini. Mereka yang mampu mengolah momentum kejayaanya menjadi ledakan – ledakan prestasi.

Tahun 2004 Indonesia memiliki 37 % pemuda yang didalam dirinya berhimpun momentum kejayaan. Bahkan sejak tahun 2000 prosentase itu tidak pernah bergeser yang menandakan sepertiga penduduk Indonesia dipenuhi dengan momentum – moentum kejayaan.
Lalu mengapa Indonesia justeru menjadi negara miskin dan terkorup justeru ditengah – tengah momentum – momentum kejayaan yang luar biasa. Mengapa momentum – momenntum itu tidak pernah menjadi ledakan – ledakan prestasi yang membuat bangsa Indonesia tercapai cita – cita kemerdekaanya yang sejati sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Paradoks momentum kejayaan ini semakin memprihatinkan saat kita memiliki realita bahwa negeri kita adalah zamrud khatulistiwa dengan kekayaan laut dan daratan yang melimpah.

Menyalakan lilin tentu jauh lebih bermakna daripada mencela kegelapan. Merekayasa momentum – momentum kejayaan yang terpendam dalam diri pemuda menjadi ledakan – ledakan prestasi tentu jauh lebih bermakna daripada kita terus mengeluh dan malu terlahir sebagai bangsa Indonesia.

Nelson Mandela, seorang pejuang Afrika, mengatakan tidak ada sesuatu yang hebat selain ketika Anda berhasil mengubah suatu tempat yang sulit berubah, dan menemukan jalan perubahan seperti yang Anda inginkan. Jadi, kita yang hidup dalam zaman ini, dipanggil oleh sejarah untuk melakukan perubahan yang berarti bagi negeri. Mengeluarkan seluruh potensi yang dimiliki untuk bersemi menjadi prestasi.

Pemuda dan Potensi Kejayaan Indonesia
Seorang pemuda, dalam dirinya berhimpunan isyarat kejayaan sebagai sebuah bangsa. Ada tiga isyarat kejayaan yang dimiliki oleh seorang pemuda yang menjadi sumber daya utama potensi kejayaan sebuah bangsa:
1. Isyarat Pergerakan (Mobilitas)
Pemuda, adalah generasi dengan ciri pergerakanya yang sangat dinamis. Jasadnya yang dalam keadaan puncak, memungkinkan dirinya untuk memiliki vitalitas pergerakan yang prima. Secara umum, pemuda adalah generasi yang paling siap untuk menghadapi dinamika perubahan yang bergerak sangat cepat dan persaingan yang semakin kompetitif.
Begitupun dengan sebuah negara. Negara yang berjaya adalah negara yang mampu mengelola dan menghadapi perubahan. Negara tersebut tidak menutup dirinya dari perubahan. Begitulah Jepang ketika restorasi Meiji digulirkan mengalami dinamika yang luar biasa. Atau saat tembok berlin runtuh, kita menyaksikan kehidupan Jerman Timur mulai berdenyut.

2. Isyarat Inovasi (Daya Inovasi)
Pemuda, adalah generasi dengan akal yang masih cemerlang. Kemampuan akalnya mampu mencipta berbagai hal yang dulu hampir tidak mungkin dijalankan atau diciptakan. Dengan rasa ingin tahunya yang besar terhadap segala sesuatu, pemuda terus menggerakan okalnya untuk menemukan hal – hal baru, menghadapi tantangan kehidupan dan menyelesaikanya.

3. Isyarat Mental (Ketangguhan Mental)
Pemuda, adalah sosok yang memiliki semangat yang membara bahkan dijuluki matahari yang sedang meninggi. Pemuda tidak pernah menyerah terhadap hambatan dan kegagalan. Dia juga tidak mudah tunduk pada perintah yang tidak sesuai dengan gairahnya.
Negara tangguh adalah negara yang memiliki ketahanan nasional yang kuat. Negara yang tidak mudah menyerah oleh berbagai krisis, juga tidak tunduk pada kekuasaan manapun yang merugikan bangsanya.


Dengan tiga isyarat kejayaan itulah, maka untuk bangkit dari segala permasalahan yang dihadapinya, agenda mendesak bangsa ini yang tidak kalah pentingnya adalah menata ulang para pemudanya. Hal ini mendesak karena para pemudalah pewaris sah negeri ini dimasa yang akan datang.

Para orang tua hari ini, harus memposisikan diri menjadi pengawal bagi para pemuda sehingga mereka mampu mengelola negeri ini. Negara harus mampu memadukan kebijksanaan para orang tua dengan semangat kaum muda. Tidak boleh ada yang memisahkan generasi tua dengan generasi muda karena keduanya adalah tali sejarah yang harus bersambung. Kebijakan yang benar maupun salah yang dilakukan oleh generasi terdahulu harus ditempatkan pada posisinya masing – masing.

Problematika Organisasi Kepemudaan
Di Indonesia beridiri banyak organisasi kepemudaan (OKP) yang secara umum ditujukan sebagai wadah bagi para pemuda untuk meggali, membina dan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Beragam OKP tersebut bergerak sesuai dengan visi, misi dan tujuan didirikannya. Ada yang bergerak dalam ranah – ranah politik, ekonomi, pengembangan teknologi, pendidikan dan sebagainya.

Sejak reformasi 1998, berbagai OKP terus bermunculan meskipun kemunculanya dengan beragam motif. Namun apapun motifnya, kemunculan OKP tersebut seharusnya berbanding lurus dengan penyelesaian berbagai masalah yang terjadi ditengah – tengah masyarakat. Bukan justeru sebaliknya, OKP tersebut disibukkan dengan permasalahan – permasalahan internal apalagi sampai terlibat bentrokan fisik sesama angotanya dan berujung pada perpecahan organisasi.

Ada beberapa permasalahan yang kerap dialami organisasi kepemudaan yang membuat organisasi tersebut tidak mampu berbuat banyak untuk menyelesaikan berbagai macam permasalahan ditengah – tengah masyarakat.
1. Inkonsistensi perjuangan
Masalah pertama ini kerap muncul saat organisasi sudah mulai membesar. Idealisme yang dulu menjadi fondasi gerakan mulai bergeser dan tergantikan dengan kepentingan sesaat. Kebaikan yang dulu menjadi ruh pergerakan dan menjadi penarik simpati massa mulai melemah dan akhirnya menjauhkan organisasi tersebut dari massa.
Terlalu banyak contoh organisasi yang kemudian hancur dalam sekejap bukan karena serangan atau tekanan dari luar tetapi karena kebusukan orang – orang didalamnya. Pada dasarnya setiap manusia menyenangi kebaikan karena itu merupakan fitrah yang dibawanya sehingga perlahan namun pasti organisasi yang berisi dengan keburukan akan hancur.
2. Kelemahan struktural
Perubahan – perubahan besar telah terjadi dalam kehidupan kita. Dunia kini menjadi kampung kecil setelah teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan sangat pesat.
Perubahan tersebut berdampak pada kebutuhan struktur organisasi yang dapat dengan cepat merespon perubahan. Organisasi – organisasi yang memiliki rantai pengambilan keputusan terlalu panjang akan menyulitkan organisasi tersebut untuk bergerak lebih efektif.
Organisasi kepemudaan yang masih menggunakan hierarki organisasi terlalu panjang tentu saja akan mengalami kesulitan terlebih yang telah berskala nasional karena di Indonesia sendiri telah menjalankan otonomi daerah dimana terjadi desentralisasi berbagai kewenangan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.
3. Hambatan finansial
Masalah berikutnya yang sering menjadi permasalahan dalam organisasi yaitu masalah keuangan. Masalah ini bahkan cenderung menjadi permasalahan klasik yang seolah – olah pasti ada dalam sebuah organisasi.
4. Kemandegan regenerasi
Kemandegan regenerasi merupakan lampu merah bagi sebuah organisasi. Jika regenarasi sudah mandeg, maka organisasi tersebut tinggal menunggu waktu untuk hancur.

Membangun OKP dan Membangun Indonesia
Manusia adalah faktor terpenting dalam organisasi apapun entah itu negara, lembaga sosial bahkan perusahaan sekalipun. Karenanya untuk membangun kejayaan Indonesia sekaligus menyelesaikan permasalahan organisasi, pertama kali yang harus dibangun adalah manusianya. Dan dari sekian manusia yang harus dibangunkan pertama kali adalah pemudanya oleh karena potensi yang dimilikinya. Dan dari sekian potensi (isyarat kejayaan) yang dimiliki oleh pemuda maka yang harus pertama dan utama dibangun adalah mentalnya.

Ketangguhan mental para pemuda sesungguhnya telah termaktub dalam lagu kebangsaan yang senantiasa dikumandangkan dalam berbagai upacara kenegaraan. Bangunlah jiwanya menjadi syarat bagi terbangunya pergerakan (raga).

Membangun jiwa pemuda Indonesia itulah yang harus menjadi perhatian bagi OKP. Menjadi program prioritas sebelum program – program lainya. Anhar Gonggong (Sejarawan UI) menyimpulkan bahwa kemerdekaan yang kita nikmati saat ini adalah bukan karena lahirnya kalangan terdidik akibat kebijakan politik etis tetapi karena telah lahir kalangan terdidik dan tercerahkan.

Karena inti utama organisasi adalah manusia maka untuk menyelesaikan berbagai macam permasalahan yang dihadapi oleh organisasi yaitu dimulai dengan mencerahkan para aktivis didalamnya. Disinilah kemudian sistem pengkaderan harus dibuat seoptimal mungkin sehingga seluruh potensi yang dimiliki oleh anggotanya dapat berkembang secara seimbang. Ketidakseimbangan pengkaderan dalam salah satu potensi akan membawa organisasi kedalam jurang kehancuran.

Organisasi yang terlalu bertumpu pada pergerakan berpotensi melahirkan kelelahan dan inkonsistensi pergerakan jika tidak diringi dengan pengkaderan yang maksimal dalam inovasi dan mental. Begitu juga jika organisasi bertumpu pada inovasi dan mental tetapi tidak pernah bergerak maka organisasi itu akan kehilangan daya tariknya.
Sebagai organisasi sosial kemasyarakatan, OKP menghadapi tantangan dalam mempersiapkan regenerasi kepengurusan. OKP selama ini diasumsikan tidak bisa menawarkan keuntungan finansial bagi para penggiatnya. Disinilah letak dilematisnya karena begitu OKP menawarkan keuntungan finansial, konflik mulai bermunculan. Namun jika tidak ada solusi terahdap permasalahan finansial, maka organisasi ini bukan saja tidak mampu menggerakkan roda organisasinya tetapi juga kehilangan daya tariknya.

Sekali lagi, keseimbangan dalam pengkaderan memegang peranan penting. Tranformasi ideologi yang menguatkan mental para aktivis harus terus berjalan seiring organisasi tersebut menghadapi berbagai permasalahan sehingga ketika organisasi mengalami kesulitan keuangan, para anggotanya siap berkorban dan ketika organisasi menawarkan keuntungan secara finansial tidak ada yang merasa menjadi korban.
Untuk itulah setiap organisasi membutuhkan sistem keuangan yang rapih, transparan dan sehat. Setiap organisasi harus memiliki manajemen keuangan yang baik sehingga tidak adalagi istilah “Ketua adalah ujung tombak dan ujung tombok”.

Selanjutnya untuk memastikan regenerasi dan eksistensi organisasi, organisasi harus melakukan penelitian yang berkesinambungan baik secara internal maupun secara eksternal. penelitian secara internal memungkinkan organisasi mampu memetakan keadaan dirinya yang menjadi alat peringatan dini jika terjadi hal –hal yang membahayakan organisasi seperti motivasi yang rendah, ketidakpercayaan kepada pemimpin dan lain sebagainya. Penelitian eksternal dibutuhkan untuk menjembatani antara visi organisai dengan kebutuhan masyarakat. Penelitian ini akan menciptakan titik yang paling efektif untuk mengkompromikan antara idealitas dengan realitas. Penelitian terkadang tidak mampu dilakukan oleh organisasi padahal ini adalah hal yang penting untuk mendeteksi kondisi. Bahkan dibutuhkan untuk berkomunikasi secara efektif dengan masyarakat. Penelitian tidak selalu harus melalui serangkaian metodologi penelitian yang rumit meskipun seharusnya dengan kapasitas SDM yang dimilikinya, penelitian yang rumit pun tetap bisa dilakukan.

Jadi, untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi Indonesia dapat dimulai dengan menata ulang pemuda Indonesia. Untuk menata tersebut, pemuda perlu bergabung dalam berbagai organisasi kepemudaan yang memungkinkan potensi yang dimilikinya tergali dan bersinergi dengan potensi pemuda lainnya.

Organisasi kepemudaan yang baik, akan mampu berkontribusi lebih banyak dalam penyelesaian permasalahan bangsa. Untuk itulah, persyaratan organisasi yang baik harus dipenuhi yaitu: Tersedianya sistem pengkaderan yang menyeimbangkan potensi akal (Daya Inovasi), mental (Ketangguhan Mental) dan jasad (Mobilitas), Sistem keuangan yang transparan dan sehat, Penelitian yang berkesinambungan, Struktur yang responsif.

Demikian beberapa catatan yang dapat diberikan untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Semoga hari esok adalah hari dimana Indonesia menjelma menjadi negara yang aman, adil dan sejahtera sebagaimana cita – cita sosialnya. 



7 januari 2010, 22.45

Selasa, 05 Januari 2010

Sekilas Dari Sang Pemimpi

Setelah Nonton Bareng.....
ini dikit dari Sang Pemimpi :...
...
“Kalau tidak punya mimpi dan harapan, orang-orang macam kita ini akan mati,” ujar Arai.
Anda kenal dengan Arai dan Ikal ?, jika ‘ya’ maka pasti Anda telah membaca atau menonton film Laskar pelangi. Anak delapan tahun yang mengenyam pendidikan di madrasah yang nyaris roboh itu kini telah beranjak dewasa. Bertemu dengan sepupunya, Arai dan sahabat barunya Jimbron, mereka berusaha menggapai mimpi menjelajahi dunia. Mampukah mereka?

Dalam sekuel kedua film Laskar Pelangi ini, masalah yang akan dihadapi oleh tokoh-tokohnya akan jauh lebih kompleks dan dramatis. Terlebih tentang perasaan cinta, dan hasrat yang terpendam akan membius penontonnya di sela-sela cerita. Suasana tipikal kehidupan remaja kental dalam film ini. Remaja dengan mimpi yang besar, namun harus menghadapi tantangan sosial, ekonomi dan budaya yang berusaha menjerat mereka.

Berlatar 1980-an
Jika ikal kecil hidup pada tahun 1970-an maka, ketika beranjak remaja, masa pun berganti. Suasana diganti dengan era 1980-an, oleh karena itu tim produksi film benar-benar menciptakan suasana tersebut. Untuk menggambarkan kondisi Belitung masa itu, Riri bersama tim produksinya harus banyak melakukan riset. Mulai dari riset bangunan, kostum, gaya bahasa, sampai kecenderungan kegelisahan orang di masa itu.


Adegan di bawah air
Salah satu yang membuat menarik adalah adegan di bawah air. Syuting adegan ini sebenarnya hanya dilakukan selama satu hari saja di Tanjung Tinggi, Belitung. Tetapi persiapannya justru mencapai dua bulan. Mereka harus memesan casing khusus dari Australia untuk kamera. Tiga orang karakter remaja dalam film tersebut ‘terpaksa’ dibawa ke Jakarta untuk dilatih berenang.

Casting yang rumit
Satu hal lagi yang cukup menyulitkan tim produksi adalah proses casting. Ternyata cukup sulit untuk menyeleksi remaja di Belitung yang justru terkesan malu dan kurang spontan. Berbeda dengan casting lascar pelangi yang begitu mudah, karena mereka begitu dengar, datang dan antusias mengiktui alur cerita. Akhirnya, dari kemiripan wajah yang sesuai dengan gambaran buku dan skenario, ditemukanlah Rendi Ahmad (Arai), Vikri Septiawan (Ikal), dan Azwir Fitrianto (Jimbron).

Dalam Sang Pemimpi, produser Mira Lesmana dan sutradara Riri Riza kembali menghadirkan ramuan yang istimewa karena racikannya yang terdiri dari potensi akting bintang film kawakan dengan jam terbang tinggi yang sudah tak asing di mata masyarakat, dan segarnya kehadiran pendatang baru yang telah melewati proses pelatihan cukup panjang. Zulfani, yang sempat kita saksikan beraksi sebagai Ikal ’Kecil’ dalam Laskar Pelangi, akan hadir kembali bersama Mathias Muchus dan Rieke Dyah Pitaloka sebagai orangtua Ikal. Lukman Sardi masih akan berperan sebagai Ikal ’Dewasa’. Peran Ikal, Arai dan Jimbron ’Remaja’ akan dimainkan oleh pendatang baru asli Belitung, yaitu Vikri Septiawan, Ahmad Syaifullah, dan Azwir Fitrianto. Tak ketinggalan, film ini pun menghadirkan Sandy Pranatha, juga anak asli Belitung, sebagai Arai ’kecil.’ Akan terlibat pula Nugie sebagai Pak Balia (seorang guru muda yang inspiratif dan bersemangat), aktor watak Landung Simatupang sebagai Pak Mustar (kepala sekolah yang keras dan galak), Maudy Ayunda sebagai Zakiah Nurmala (gadis Melayu nan cantik), dan Yayu Unru sebagai Bang Rokib (pelaut Melayu yang berpengalaman). Tak lupa film ini memperkenalkan Jay Widjajanto sebagai Bang Zaitun (pemusik Melayu lokal yang lihai soal asmara) yang mengajarkan Arai bernyanyi, dan Nazril Irham sebagai Arai ’dewasa’.

Ariel ‘Peterpan’ yang terlibat sebagai  Arai ‘dewasa’
Sang Pemimpi telah terpilih sebagai Opening Film untuk Jakarta International Film Festival (JIFFEST) 2009 yang akan digelar pada tanggal 4 Desember 2009 lalu. Dengan itu, Sang Pemimpi akan menjadi film Indonesia pertama yang menjadi film pembuka pada ajang festival film internasional ini dalam sebelas tahun penyelenggaraannya.